6/14/2010

Karier Seorang Chef

Siapa yang mengira, memasak menjadi begitu menjanjikan sekarang ini? Tayangan soal masak memasak di televisi menjadi tren, terbukti hampir setiap stasiun televisi memiliki program kuliner. Bahkan salah satu chef perempuan menjadi seperti selebritis chef yang cantik. Ia tampil di acara gosip untuk bercerita asal muasal pilihannya menjadi ‘tukang masak’. Profesi ini seolah keluar dari kotak kecil dapur menuju dunia luas bernama entertainment. Masak menjadi hobi yang cukup menghasilkan coin and poin di masa sekarang.

Semua ini berawal dari perkembangan industri makanan pada tahun 1980-an, bukan hanya menunjukkan perubahan pada jumlah restoran yang meningkat. Tapi juga adanya tuntutan untuk standar makanan secara global serta profesi yang menjanjikan untuk penyediaan makan malam yang mewah, yaitu Chef. Di Prancis, perubahan ini berpengaruh pada status ekonomi, sosial, dan ideologi.

Kreativitas dalam kuliner memberi kesempatan pada orang yang menyukai makanan untuk berlaku lebih profesional. Sehingga, kreativitas dalam bidang kuliner menjadi begitu dihargai. Restoran bahkan menyediakan budget khusus untuk chef agar mereka lebih berkreasi dalam menciptakan ragam makanan baru, misalnya kreasi cake, pizza, seafood, pasta atau steak. Baik modifikasi dari makanan tradisional maupun makanan yang belum pernah ada.

Kreasi ini mereka peroleh setelah berkeliling Eropa mencicipi aneka makanan yang kemudian mereka masak di negerinya sendiri. Orang Amerika yang menjadi chef pada tahun 1970-an, memilih profesi ini untuk lepas dari pakem pekerjaan yang telah ada disana. Namun, hingga tahun 1980-an, restoran di Amerika yang menyediakan makanan berkelas masih dikuasai chef dari Perancis. Bagaimana dengan Indonesia?

Sumber bacaan:

“Eating Culture” by Ron Scapp dan Brian Seitz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar