Siapa yang bisa menolak makanan? Tiga kali sehari manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang utama dengan makanan. Tak terbatas usia, profesi, ras dan bangsa, semua orang menikmati makan demi bertahan hidup. Sekarang ini, makanan bukan lagi sekedar alat untuk memperpanjang usia. Makanan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia sekarang ini. Makanan merupakan satu kesenangan, budaya dan seni. Cina merupakan salah satu negara yang dibanjiri pengunjung karena daya tarik makanannya. Asosiasi Turisme Dunia menyatakan bahwa chef-chef terbaik dapat ditemukan di Perancis dan Cina. Sadar akan potensi besar yang dimiliki negaranya, para pengolah makanan kemudian memadukan antara rasa dan tampilan menarik dalam sajian mereka ( Zischan. 2005).
Tak dapat dipungkiri, chinese food sekarang ini semakin beragam seiring dengan kreasi baru para chef. Kreasi baru ini membuat para wisatawan penasaran dengan sajian negeri terpadat penduduknya ini. Ketertarikan menikmati kuliner dalam nuansa asli menjadi sumber utama magnet Cina. Sekembalinya mereka ke negara asal, mereka yang terkesan dengan santapan negeri barongsai ini rindu cita rasa khas chinese food yang tak ditemukan pada sajian lain. Hal ini kemudian menginspirasi para pebisnis kuliner untuk membuka restoran ala chinese food atau menambahkan chinese food dalam daftar menu restoran mereka dengan cita rasa unik.
Sedangkan di Indonesia, masyarakat kita tak lagi heran dengan kreasi makanan chinese food yang dipadukan dengan makanan tradisional Indonesia. Cita rasa yang cocok lidah Indonesia semakin membuat chinese food digemari. Adaptasi sajian ini pun disesuaikan dengan porsi dan daging ayam atau sapi sebagai pengganti daging babi. Tantangan bagi para chef Indonesia untuk berkreasi dengan chinese food sehingga menu chinese food indonesian menjadi salah satu alasan para wisatawan datang kesini.
Daftar Pustaka:
Chen, Zischan (Compiler). 2005. Food and Chinese Culture. Long River Press: San Fransisco.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar