2/24/2010

Fenomena Water Boom Park & Krisis Air


Menyebut sederet taman air (Water Boom park) yg tersebar di Jabodetabek.

1. WaterBom Pantai Indah Kapuk (Jakarta Utara)
2. The Jungle Bogor Nirwana Resort (Bogor)
3. WaterBoom Lippo Cikarang (Bekasi)
4. Atlantis Gelanggang Samudera Jaya Ancol (Jakarta Utara)
5. Eldorado Water Park Legenda Wisata Cibubur (Jakarta Timur)
6. Ocean Park Bumi Serpong Damai (Tangerang)

Tak ketinggalan di kota-kota kecil seperti Ciamis dan Purbalingga pun sekarang ada taman wisata macam ini. Bahkan di Balikpapan (Kaltim) pun ada, padahal yg namanya air PDAM di sana ga jauh beda warnanya dengan air yg mengalir di Kalimalang depan rumah orangtua saya (baca: coklat!) Fenomena apa pula ini?

Di jaman global warming yg mana suhu bumi terasa semakin panas ini, tentunyasangat menarik orang untuk datang berwisata, secara kita dibebaskan bermain air sepuasnya, berlawanan dengan taman-taman hiburan yg kita kenal selama ini.

Padahal damage cost (DC) lingkungan yg harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan air sekian ribu (atau mungkin juta) kubik per hari siapa yg bisa menghitung? Saya yakin tak satu pun waterpark tersebut memanfaatkan air produksi PDAM, secara kuantitas dan kualitas air produksi BUMD ini rata-rata kurang dari kebutuhan. Lha wong di rumah mertua di Jakarta Timur saja air baru mengalir kalau malam hari, itu pun kadang airnya keruh.

Mengolah air limbah? Saya pikir jauh gantang dari api, secara biaya infrastruktur instalasi pengolahan limbah saja sudah mahal, apalagi untuk mengolah air limbah menjadi air sejernih yg bermuncratan deras di semua waterpark tersebut.

Jadi darimana air tersebut berasal? Ya pastinya dari air tanah atau air mata air lah. Biaya penyedotan air tanah tentunya lebih murah ketimbang kedua pilihan di atas. Apalagi kalau dari mata air, ibarat kata tinggal pasang pipa berfilter, currrrr air sudah tersedia.

Persoalannya memang lebih ke pengelolaan air (water management). Tidak ada penampungan atau resapan air yg mencukupi untuk menampung air selama bulan-bulan basah untuk digunakan saat bulan-bulan kering. Danau-danau (buatan maupun alami), seperti waduk dan situ, malah ***rug untuk pemukiman atau jadi pembuangan sampah!

Nah kembali ke topik di atas soal Water Boom park. Apakah para pemilik usaha taman wisata tersebut berpikir panjang soal ketersediaan air? Seharusnya iya, tapi apakah mereka mau menanamkan uangnya untuk membangun instalasi pengolahan air limbah atau air asin? Saya kok ga terlalu yakin deh.

Nah Jabodetabek apakah sudah ada inisiatif seperti itu? Jangan muluk-muluk berharap para pemilik waterpark berpikir mengelola air secara bersama, kalau pemerintah daerah sekalipun ga sanggup mikirnya, padahal katanya DKI itu gudangnya para ahli

ciput.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar