Seorang pembaca bertanya, apa untung ruginya mengambil kredit dengan agunan dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang saat ini marak ditawarkan bank. Sepintas lalu pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah bahwa selama memungkinkan, kita sebaiknya meminjam tanpa agunan.
Kita ketahui bersama kredit dengan agunan mempunyai kendala pada agunan yang dimiliki seseorang dan nilai pasarnya. Seseorang yang hanya mempunyai agunan senilai Rp200 juta tidak mungkin dapat memperoleh pinjaman lebih besar dari angka itu, dan mereka yang tidak mempunyai harta tetap jangan pernah berharap kredit ini.
Selain itu, kredit dengan agunan membawa risiko jika debitur tidak mampu melunasi pinjamannya karena agunan akan dijual paksa oleh bank untuk menutupi kerugiannya.
Tidak demikian dengan kredit tanpa agunan (KTA) yang sepertinya tersedia untuk semua orang, baik yang mempunyai harta tetap maupun yang tidak. kredit tanpa agunan juga tidak mengandung risiko di mata peminjam karena tidak adanya harta tetap debitur yang akan dilelang bank. Pandangan kredit tanpa agunan selalu lebih menguntungkan ini tidak sepenuhnya benar. Untuk tidak salah menilai produk ini, cobalah melihatnya dari sisi bank.
Jika di mata debitur kredit tanpa agunan relatif tidak berisiko, di mata kreditur kredit tanpa agunan sangat berisiko. Kecuali program bantuan pemerintah dan aksi filantrofi bank untuk kaum ekonomi lemah dan usaha mikro, mestinya tidak ada bank yang bersedia menyalurkan kredit tanpa pengaman dan ikatan yang diperlukan.
Ilustrasinya adalah, tanpa adanya agunan, untuk memperoleh spread atau net interest margin yaitu selisih suku bunga kredit dan suku bunga simpanan sebesar 6%, bank harus bersedia menghadapi kemungkinan 100% dananya tidak kembali. Hampir tidak ada bisnis lain yang risiko kerugiannya setinggi ini. Kebobolan uang hingga 100% ini tidak terjadi jika bank memegang agunan. Inilah sebab utama bank mensyaratkan agunan atau jaminan untuk kredit yang disalurkannya.
Menyadari besarnya risiko kredit tanpa agunan ini, sangat beralasan jika bank mematok bunga tinggi untuk kredit ini, sesuai dengan kredo high risk, high return. Salah satu contoh kredit tanpa agunan yang ada di sekitar kita tanpa persyaratan apa-apa adalah utang kartu kredit. Apakah Anda memperhatikan kalau bunganya mencapai 3,5%-4% per bulan dan kredit macetnya belasan persen? Dibandingkan dengan bunga kredit lainnya seperti kredit modal kerja, kredit investasi, KPR, KPA, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) dari bank yang sama, suku bunga sebesar ini tiga hingga empat kali lipatnya.
Untuk tidak memberatkan nasabahnya, jumlah maksimum kredit tanpa agunan yang dapat diambil seorang karyawan umumnya tidak lebih dari 9 bulan gaji bersihnya. Masa angsuran dan besarnya angsuran bulanan juga dibatasi yaitu paling lama 5 tahun dengan besar angsuran tidak lebih dari sepertiga gaji bersih.
Intinya, seperti utang kartu kredit yang mengandalkan iktikad baik para pemegangnya, kredit tanpa agunan juga didasarkan pada kepercayaan bank terhadap Anda dan institusi tempat Anda bekerja.
Tip dari saya, premi tambahan untuk suku bunga kredit tanpa agunan (KTA) itu kegedean. Jika Anda punya akses ke pinjaman dengan agunan, mengambil kredit tanpa agunan adalah tidak cerdas.
inaplas.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar