Tampilkan postingan dengan label peluang kerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label peluang kerja. Tampilkan semua postingan

6/18/2010

Benarkah Peluang Kerja Indonesia Tidak Setara Gender Dan Susut Di 2009?

Peluang kerja di Indonesia selama 2000-2007 mengabaikan kesetaraan gender, demikian ungkapan sebuah laporan yang dikeluarkan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pada pertengahan 2008. Sebagian besar tenaga kerja perempuan bekerja pada sektor ekonomi informal yang tidak produktif dan berupah rendah.

Dalam laporan bertajuk “Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2008”, yang ditulis analis ekonomi Kee Beom Kim dari ILO, dinyatakan bahwa pada tahun 2007 angka peningkatan peluang lelaki memperoleh pekerjaan memang lebih rendah dibandingkan dengan angka kesempatan perempuan memperoleh peluang kerja, yang mencapai 44,8%. Akan tetapi ketidaksetaraan gender menyebabkan peningkatan itu tidak berbanding lurus dengan angka rasio peluang bidang pekerjaan bagi perempuan. “Ada kesenjangan rasio antara lelaki dan perempuan yang menyebabkan potensi tenaga kerja perempuan menjadi tidak produktif nilainya,” kata Kee Beom Kim di Jakarta, 20 Agustus 2008.

Menurut Kee, salah satu implikasi kesenjangan gender dalam kesempatan kerja adalah ketidakadilan patokan upah yang diterima lelaki dan perempuan. Upah rata-rata buruh perempuan tidak meningkat sejak tahun 2001, setelah pernah ikut naik 69% pada 1995. “Perempuan hanya memperoleh 75 persen dari pendapatan laki-laki,” ungkapnya. Selanjutnya ILO melansir, pada tahun 2006 terdapat total 7,9 juta pekerja miskin di Indonesia dengan pendapatan di bawah US$1 per hari. Sedangkan jumlah pekerja miskin dengan pendapatan US$ 2 per hari sebanyak 52,1 juta orang.

Selain menyoroti ketimpangan peluang kerja pada buruh perempuan Indonesia, laporan ILO juga menyebutkan bertambahnya pekerja anak akibat kemiskinan. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2007 terdapat lebih dari 1 juta pekerja anak berusia 10-14 tahun (60% laki-laki dan 40% perempuan). Sebagian besar bekerja di sektor pertanian (62%), perdagangan (17%), dan manufaktur (13%). ILO menyimpulkan, bertambahnya pekerja anak akan memperburuk masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Pekerjaan yang menyita waktu anak-anak sehingga partisipasi terhadap pendidikan berkurang, berdampak pada minimnya kemampuan kerja mereka di masa depan karena tidak memiliki pendidikan yang memadai.

Selain itu, pada tahun 2009 akan ada sebanyak 200.000 sampai 700.000 pekerjaan yang dipangkas dari sektor-sektor pabrikan dan komoditas Indonesia sebagai dampak dari terpuruknya perekonomian global, begitu keterangan dari Kee Keom Kim di kesempatan lain pada pertengahan Desember 2008. Belakangan ini Indonesia sudah mengalami pengaruh-pengaruh berat dari krisis global dan beberapa analis meramalkan pertumbuhan ekonomi yang melambat.

http://www.langitperempuan.com

Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

1/06/2010

Berburu Kerja Di Jepang



Musim mencari kerja bagi lulusan baru universitas di jepang sudah dimulai. Para mahasiswa mulai mempersiapkan diri agar proses ini dapat berjalan lancar. Namun, terutama diantara mahasiswa asing, banyak juga yang bertanya-tanya tentang apa yang harus dipersiapkan agar mereka dapat diterima di tempat yang mereka inginkan. Tulisan kali ini ditujukan bagi anda yang ingin melakukan proses perburuan kerja / program magang di jepang, berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Di jepang, mahasiswa mulai melakukan pencarian magang jepang sebelum lulus kuliah. Oleh karena itu, kebanyakan dari perusahaan perekrut tidak menitikberatkan pada tesis ataupun penelitian yang dilakukan di universitas, tetapi lebih kepada kemampuan serta kepribadian seseorang. Wajar jika seseorang mendapatkan pekerjaan sesuai dengan pendidikan ataupun riset yang ia lakukan, namun banyak juga mahasiswa yang mendapatkan pekerjaan / program magang yang sama sekali tidak berhubungan dengan jurusan yang diambil saat kuliah.
Yang terpenting adalah kecocokan antara para pencari kerja dengan kriteria yang dicari oleh perusahaan magang jepang. Namun perlu diketahui, bahwa dalam proses tersebut, pihak perusahaan adalah pihak pembeli, yang memiliki posisi lebih tinggi dari pihak pelamar. Mereka memiliki hak untuk menyeleksi apakah mereka akan “membeli” para pelamar atau tidak.
Lalu, bagaimana perusahaan
program magang jepang dapat melihat apakah kandidat pekerjanya sesuai dengan yang diinginkan atau tidak? Secara umum ada dua cara, tergantung dari jalur perekrutan yang diambil oleh para pelamar. Apakah melalui jiyu oubo (jalur umum) atau suisen (jalur rekomendasi).Bila melewati jalur rekomendasi, para pelamar diharuskan membawa surat rekomendasi baik dari profesornya ataupun dari universitas tempat ia belajar. Dengan menerima lamaran melalui jalur ini, perusahaan menempatkan kepercayaan mereka pada proses pendidikan yang diterima pelamar. Lalu untuk memastikan apakah mereka sesuai dengan budaya perusahaan atau tidak, diadakan proses seleksi tambahan berupa wawancara, dan kadang-kadang juga tes tambahan
Di jepang, di masa lalu karena perekonomian yang baik dan terus berkembang, kemungkinan pelamar diterima melalui jalur ini cukup besar. Namun sekarang, seiring dengan memburuknya perekonomian, kemungkinan diterimanya pelamar program magang jepang melalui jalur rekomendasi menjadi semakin menurun.Bila melalui jalur umum, para pelamar tidak mempunyai pilihan lain selain mengikuti proses seleksi yang diadakan oleh perusahaan. Proses tersebut mencakup seleksi melalui lamaran (entry sheet), tes tertulis, diskusi & kerja kelompok (group works), debat, presentasi, maupun wawancara kelompok dan wawancara pribadi




beasiswa.fatihsyuhud.com