Tampilkan postingan dengan label pinjaman modal usaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pinjaman modal usaha. Tampilkan semua postingan

11/20/2009

Memulai Usaha Dan Modal Untuk Usaha


Untuk menyelenggarakan usaha apapun pasti membutuhkan modal untuk memulai usaha, misalnya PH Production. Modal ini diperlukan untuk berbagai hal antara lain membeli kelengkapan peralatan, menyewa tempat usaha, membayar staf pengajar dan lain-lain. Adapun kategori modal usaha antara lain:

  • Modal Investasi

Modal Investasi adalah tipe modal yang harus dikeluarkan pada awal usaha misalnya usaha PH Production house. Modal usaha ini biasanya dipakai dan diperhitungkan untuk jangka panjang. Modal Investasi diperuntukkan untuk infrastruktur penunjang usaha, semisal bangunan kantor atau toko, kendaraan, perabotan, komputer dan lain sebagainya.

Modal Investasi terkadang nilainya besar karena penggunaan modal ini untuk menunjang usaha kurun waktu yang lama atau panjang namun nilai modal investasi harus diperhitungkan penyusutannya.

  • Modal Kerja

Modal Kerja adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk menyelenggarakan usaha. Modal kerja ini bisa dikeluarkan setiap bulan, atau setiap penyelenggaraan usaha. Modal kerja sangat penting untuk memulai usaha cth usaha PH Production, seperti contoh jika Anda berencana berbisnis kursus aneka makanan maka modal kerja ini dipakai ketika Anda membeli semua bahan makanan untuk diolah menjadi makanan.

  • Modal Operasional

Modal Operasional ini digunakan untuk pembiayaan operasional bulanan,contohnya untuk pembayaran gaji pegawai PH Production, pulsa telepon bulanan, PLN, air, bahkan retribusi.

Membuka usaha identik dengan modal yang besar namun memang ada benarnya. Inilah yang membuat orang berpikir dua kali saat hendak membuka usaha dan dibenturkan pada kebutuhan modal yang besar. Sementara seorang wirausaha belum yakin apakah usahanya akan sukses seperti dalam perkiraan. Jangan cepat menyerah ketika terbentur soal modal. Saat ini ada beberapa jenis pilihan yang tersedia untuk mendapatkan modal usaha. Ada dapat memilih ikut program pemerintah dalam membangun usaha kecil, Anda bisa mulai mengajukan pinjaman pada bank yang menangani usaha kecil dan mendapatkan pinjaman berjumlah kecil atau Anda bisa mengambil pinjaman pribadi di bank. Pilihan lain adalah mencari rekanan yang mau berinvestasi untuk memulai usaha bersama.

http://idebisnisusaha.com

11/17/2009

Tips menentukan Modal Awal Usaha Anda



Sering kan kita bertanya kepada orang yang sudah membuka usaha: "Berapa sih modal atau Pinjaman Modal yang Anda butuhkan dulu itu ketika membuka usaha Anda yang sekarang ini?". Jawaban yang seringkali muncul adalah: "...sekian juta rupiah, atau sekian belas juta rupiah...." betul kan? Prinsipnya, ada angka yang keluar. Tapi, kalau Anda yang ditanya seperti itu, belum tentu Anda bisa menjawab. Karena umumnya ketika kita ingin menjalankan bisnis, banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana cara menghitungnya.

Nah, kali ini saya akan membagi rahasia kepada Anda tentang cara menghitung jumlah modal atau pinjaman modal yang Anda butuhkan bila ingin memulai sebuah usaha.

Pada prinsipnya, dalam menjalankan usaha, hanya ada 3 jenis modal yang akan Anda keluarkan:

1. Modal Investasi Awal
2. Modal Kerja
3. Modal Operasional

Mari kita membahasnya satu per satu.

1.MODAL INVESTASI AWAL
Apa sih yang dimaksud modal investasi awal? Ini adalah jenis modal yang harus Anda keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh-contoh modal ini adalah bangunan, peralatan seperti komputer, kendaraan, perabotan kantor dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.

Kalau usaha Anda usaha bengkel motor, maka modal investasi awal Anda adalah bangunan, alat-alat perbengkelan, dan perabot lain yang dibutuhkan di bengkel tersebut. Kalau usaha Anda toko, maka modal investasi awal Anda adalah rak, meja, bahkan mungkin juga mesin kasir.

Biasanya, modal atau pinjaman modal ini nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang. Tetapi nilai dari Modal Investasi Awal ini akan menyusut dari tahun ke tahun bahkan bisa dari bulan ke bulan.

2.MODAL KERJA
Ini adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membeli atau membuat barang dagangan Anda. Modal kerja ini bisa dikeluarkan setiap bulan, atau setiap datang order.

Sebagai contoh, kalau usaha Anda usaha tempat makan, maka modal kerja yang Anda butuhkan adalah modal untuk membeli bahan makanan. Kalau usaha Anda usaha pem buatan barang kerajinan, maka modal kerja Anda adalah uang yang Anda keluarkan untuk membeli bahan baku. Kalau usaha Anda adalah jasa fotokopi, ya modal atau pinjaman modal kerja Anda uang yang Anda keluarkan untuk membeli kertas, tinta, dan lain sebagainya.

Prinsipnya, tanpa modal kerja, Anda tidak akan bisa menyelesaikan order Anda atau tidak memiliki barang dagangan. Nanti, bisa-bisa Anda malah tidak akan dapat pembeli karena barangnya saja tidak ada. Itulah pentingnya modal kerja.

3.MODAL OPERASIONAL
Modal yang terakhir adalah modal operasional. Modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan dari bisnis Anda. Contohnya pembayaran gaji pegawai, pulsa telepon bulanan, PLN, air, bahkan retribusi.

Pos-pos dalam modal atau pinjaman modal operasional ini pada setiap bisnis umumnya hampir sama. Ini karena pada prinsipnya, yang dimaksud dengan modal operasional adalah uang yang harus Anda keluarkan untuk membayar pos-pos biaya di luar bisnis Anda secara langsung. Jadi, Modal Operasional ini biasanya dibayar secara bulanan.

Nah, bagaimana Bapak Ibu? Gampang, kan? Sekarang, Anda bisa menghitung sendiri, kan, modal atau pinjaman modal yang harus Anda keluarkan untuk memulai usaha. Mudah-mudahan bermanfaat ya.

idonbiu.com

11/03/2009

Modal?? Pinjam di Bank Vs Cari Investor



Tidak diragukan lagi, UANG adalah DARAH dari sebuah perusahaan, jika sebuah usaha tidak cukup mempunyai uang cash maka bisa dipastikan usahanya “diujung tanduk”.

pengajuan Ke bank untuk mendapatkan cash money atau Pinjaman Modal merupakan salah satu pilihan dalam pengembangan usaha, namun perlu beberapa pertimbangan sebelum melakukan pinjaman modal di bank untuk keperluan usaha

1. Suku bunga pinjaman dan biaya-biaya lain2

“Tentu saja pihak bank tidak akan memberitahukan anda hal ini kecuali anda punya kerabat dekat/teman baik yang bekerja di bank. Kebanyakan bank menawarkan program pinjaman modal yang sangat menarik untuk setiap jenis produk pinjaman/kredit yang mereka buat.

Semakin meyakinkan penampilan anda (bonafid), maka semakin mudah pula anda menegosiasikan suku bunga serta biaya-biaya lain yang dikenakan.

Persiapkan dokumen pendukung diluar surat identitas resmi dan slip gaji (jika ada), seperti surat keterangan dari perusahaan (perusahaan asing lebih dilirik), dokumen yang menunjukkan anda mempunyai credit record yang bersih, dokumen bukti kepemilkan sah atas aset seperti properti, kendaraan, SIUP/NPWP (jika diperlukan) dll.

Investasikan waktu luang untuk melakukan survei ke beberapa bank besar yang kredibel, dari bank-bank tersebut, persempit pilihan anda menjadi 2-3 bank, berdasarkan skema pelunasan, tingkat suku bunga, fleksibilitas, kemudahan, bonus, yang paling menarik menurut anda.” Sumber : Rencana Keuangan

2. Besarnya profit margin usaha anda

jika hitungan profit kotor usaha anda kurang dari 3kali bunga dan biaya lain2 yang harus kita bayar ke bank, maka saya sarankan anda memikirkan kembali untuk melakukan pinjaman modal ke bank, Kenapa ? Karena kita juga harus mengangsur cicilannya disamping bunganya. Jadi sebenarnya modal pokok dari pinjaman modal itu tiap periode selalu berkurang sebesar cicilan kita.

Kalau modal berkurang, kan tidak diinginkan ? Akan mengganggu usaha. Kecuali hasil usahanya bisa menutup semuanya, tapi kan berarti untungnya juga harus besar sekali dong ?

Nah..biasanya orang akan cari investor dengan bagi hasil lebih besar dari angka di atas, dengan pertimbangan modal pinjaman tidak berkurang untuk mencicil pinjaman. Cukup bayar bagi hasilnya saja.

sec.or.id

10/23/2009

Sekilas Asset Conversion Cycle dan Pinjaman Modal



Kalau ditanya, Anda mau Pinjaman Modal ? Pasti kita langsung ngangguk pada detik pertama. Tapi kalau ditanya, Mengapa perlu pinjaman? Untuk apa pinjaman nya? Berapa besar? Berapa lama? Dari mana sumber pengembalian pinjaman nya? Nah, baru kita menelan ludah dan garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

Karena sesungguhnya pinjam meminjam itu ada “filosofi”nya. Ini yang jarang dikuasai orang. Tanpa memahami nya, memang pasti kita akan kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tadi. Ini yang ingin saya bicarakan.

Memahami Asset Conversion Cycle

Untuk memudahkan pemahaman, kita pergunakan ilustrasi sederhana. Katakanlah saya memulai sebuah usaha dengan modal Rp. 1.5 juta. Saya ingin memproduksi dan menjual kaos saya sendiri. Maka modal tadi saya belikan bahan kaos sebesar Rp.1 juta dan membayar penjahit sebesar Rp.500 ribu. Jadilah 20 potong kaos yang saya jual di kios depan rumah saya, seharga Rp.100 ribu per potong.

Ketika saya baru memulai usaha, maka asset saya berupa Kas sebesar Rp.1.5 juta. Ketika saya membeli bahan kaos, maka sebagian asset saya mengalami konversi menjadi bahan baku sebesar Rp.1 juta, plus Rp.500 ribu terkonversi menjadi upah. Dan ketika saya memiliki 20 potong kaos siap jual, asset saya terkonversi menjadi bahan jadi. Bahan jadi ini ketika terjual, akan kembali menjadi Kas. Siklus dari kas menjadi bahan baku, kemudian menjadi barang jadi dan menjadi kas kembali, inilah yang disebut “Asset Conversion Cycle”.

Kalau siklus konversi asset berjalan sempurna, maka dari Kas awal Rp.1.5 juta, saya akan memiliki kas Rp. 2 juta dari penjualan 20 potong kaos. Yang Rp. 500 ribu adalah profit saya. Yang Rp. 1.5 juta dapat saya pergunakan kembali untuk memproduksi kembali 20 kaos. Demikian seterusnya. Setiap produksi, untung 500 ribu. Mudah bukan?

Mudah. Namun sayangnya itu hanya terjadi di dunia khayal … hahaha.

Dalam dunia nyata, kenyataanya bisa jadi Anda produksi 20 kaos, yang terjual hanya 15, 10 atau bahkan cuma 3. Sementara penjahit harus tetap Anda bayar. Bahan baku kaos juga harus sudah dibeli kembali. Sementara asset sudah berupa bahan jadi semua. Kalau sudah begini, Asset Conversion Cycle pun mandek, terhenti.

Memahami Lending Rationale

Mencari pinjaman modal …. Adalah resep ampuh terhadap masalah konversi kas tadi. Benarkah? Belum tentu. Kalau masalah usaha kaos saya adalah pada kemampuan menjual, maka berapa pun kas yang disuntik ke usaha saya, hasil akhirnya akan sama. Konversi kas mandek. Malah, kini datang masalah baru, yaitu bagaimana mengembalikan pinjaman.

Tapi tentu saja ada skenario-skenario yang memang pinjaman kas akan sangat membantu. Skenario inilah yang menjadi alasan bank memberikan pinjaman. Jaman saya belajar perbankan dulu, disebut sebagai “Lending Rationale”, atau landasan pemikiran mengapa bank memberi pinjaman.

/fauzirachmanto.blogspot.com