olehkah merayakan Natal dengan pesta? Bagaimana pula pemberian kado atau hadiah Natal buat anak? Semuanya boleh-boleh saja, asal anak tetap diajari perihal esensi Natal yang sesungguhnya.
Bagi anak, Natal bisa berarti makan-makan dan hadiah. Namun, sebetulnya orang tua bisa memberi lebih. Menurut Henny E. Wirawan, M.Hum., Psi. dari Universitas Tarumanegara, Jakarta, "Orang tua bisa menginformasikan kepada anak bahwa Natal adalah memperingati kelahiran Tuhan Yesus yang tugasnya menyelamatkan manusia."
Natal juga berarti hadiah atau kado, apalagi buat anak-anak. Kado biasanya diletakkan di bawah pohon Natal. "Kado Natal itu kan sebetulnya intinya pemberian `reward` buat anak setelah selama setahun bertingkah laku baik. Ini yang kemudian menjadi tradisi pemberian kado."
Yang jelas, ada hadiah atau tidak, Natal tetap Natal. Bahkan dilihat dari sejarah dan tradisinya, kelahiran Tuhan Yesus sebetulnya bukan pada tanggal 25 Desember. "Sampai sekarang, orang enggak pernah tahu tanggal berapa Tuhan Yesus lahir." Intinya, tanggal sebetulnya tidak penting, yang penting adalah esensinya. "Bukan kadonya, makanannya, bajunya, atau hal-hal sampingan lain, melainkan maknanya yang harus ditanamkan pada anak."
Soal siapa yang harus diberi, bisa siapa saja. Bisa teman yang paling tidak punya. "Pokoknya bagikan kepada orang yang paling membutuhkan tanpa harus seiman. Kalau memang temannya sudah cukup semua, bisa dibagi ke orang lain yang memang butuh, semuanya pasti akan berdampak sampai anak besar kelak. "Natal kan hanya salah satu momen, selebihnya masih banyak hari lain bisa dilakukan."
Sumber - pepak.sabda.org
Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar