Tampilkan postingan dengan label jasa arsitek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jasa arsitek. Tampilkan semua postingan

6/22/2010

Panduan Tepat Memilih Arsitek Rumah

Buat sebagian orang, terutama yang berpendapatan menengah ke atas, jasa arsitek sangatlah penting saat merenovasi hunian. Juga ketika membangun hunian dari nol. Lewat jasa-peran sang arsitek, apa yang diinginkan pemilik hunian bisa terwujud dengan baik. Lewat jasa arsitek juga, sang pemilik rumah mendapatkan saran tentang bagaimana sebaiknya keinginan itu terwujud sekaligus selaras dengan kaidah-kaidah arsitektur.

Tapi memilih arsitek bisa dibilang gampang-gampang susah. Maklum, sebagian pemilik hunian belum secara pasti mengetahui kriteria ideal memilih arsitek. Dalam hal itu, sebagian pemilik hunian lebih mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut—antara lain dari seorang rekan.

Walau rekomendasi itu cukup jitu, tidak salah bila pemilik hunian mengetahui poin-poin yang penting diketahui ketika memilih arsitek. Agar apa yang diinginkan bisa terwujud. Tidak ada keluhan seperti hunian yang sumpek karena sirkulasi udara yang berkurang, aspek keamanan bangunan yang kurang, dan lain-lain.

Berikut ini beberapa panduan dalam memilih seorang arsitek.

1. Selain berdasarkan rekomendasi dari rekan, pilihlah arsitek berdasarkan rekomendasi dari IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Pastikan bahwa si arsitek punya SKA (Sertifikat Keahlian Arsitek) yang diberikan/diperpanjang dengan syarat-syarat ketat oleh IAI.

Lewat pemilikan SKA, arsitek telah memenuhi syarat sesuai standar kompetensi nasional (SKA Madya) ataupun internasional (SKA Pratama).

2. Mintalah contoh proyek yang pernah ditangani si arsitek. Minta agar arsitek memberikan penjelasan rinci tentang proyek itu agar keterlibatannya dalam proyek itu terbukti.

3. Pastikan bahwa arsitek itu akan memberikan prioritas utama kepada proyek Anda. Bukan sekadar menempatkan proyek Anda dalam urutan kesekian di prioritas kerja.

4. Tanyakan dengan rinci tentang sejumlah hal. Antara lain, dalam firma/biro arsitek itu, siapa yang akan menjadi penghubung? Siapa persisnya yang akan mendesain? Lantas, apa langkah/proses yang akan diambil? Bagaimana proses itu akan dikerjakan? Apa filosofi desain si arsitek? Punyakah ia pengalaman dalam menyusun RAB (Rancangan Anggaran Biaya)?

5. Jangan lupa pula untuk menanyakan standar biaya jasa/fee yang dipasang sang arsitek. Sekadar contoh, ada arsitek yang pasang fee sekitar 5% sampai 10% dari nilai anggaran. Tanyakan pula, bila batas pekerjaan arsitek berubah, apakah akan ada biaya tambahan? Bila ada, bagaimana perhitungannya?

6. Kenali dan pastikan gaya arsitektur yang diinginkan di hunian Anda. Sesuaikah gaya arsitektur tersebut dengan karakteristik sang arsitek? Bila sesuai, proses selanjutnya bisa diteruskan.

7. Dan yang tak kalah penting adalah upaya Anda untuk terus-menerus berdiskusi dengan sang arsitek. Itu agar ada titik temu antara keinginan Anda dengan visi sang arsitek.

Semoga hunian yang Anda impikan melalui sentuhan tangan arsitek bisa terwujud dengan sempurna.

http://www.propertykita.com/

Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis


10/21/2009

Design Green Architecture Yang Ramah Lingkungan



Pendekatan (Design Architect) arsitektur hijau diprediksi akan dimanfaatkan lebih luas di 2009. Menurut pakar design architect Ridwan Kamil, pendekatan ini sinergi pula dengan persoalan global, yaitu lingkungan hidup dan hemat energi.

Desain rumah yang pencahayaan luas, sirkulasi udaranya tinggi, dan memiliki pengolahan air sendiri bakal lebih banyak dicari. Biaya operasionalnya pun lebih rendah Pendekatan macam ini akan menjadi nilai keunggulan dalam persaingan antara design architect.

"Saat ini, banyak tenant-tenant di perkantoran yang menginginkan gedung kantor itu memakai desain ini. Terutama di Amerika," ujar Ridwan Kamil (design architect) yang juga Ketua Bandung Creative City Forum.

Arsitek principal PT Urbane yang menangani sejumlah proyek besar di luar negeri ini memprediksi, krisis finansial global akan berdampak pada proyek-proyek besar jasa kontruksi. Arsitektur, khususnya pada desain urban atau proyek pemerintah, relatif masih akan berjalan. Yang terhambat dan tertunda adalah konstruksi proyek-proyek besar (design architect).

Ia menyarankan, agar bertahan, arsitek melirik kembali proyek-proyek berskala kecil atau yang didanai pemerintah. Proyek perumahan skala kecil ini umumnya tidaklah memanfaatkan modal (capital) dari perbankan. Sehingga, relatif tidak terpengaruh suku bunga yang tinggi.

Berdasarkan data Departemen Perdagangan per 2006, arsitektur menyumbangkan 3,2 persen dari total Rp 104,7 triliun pendapatan industri kreatif. Meskipun kontribusinya tidak terlalu besar, arsitektur (design architect) ikut mengharumkan nama Jabar ke pentas nasional maupun internasional.

properti.kompas.com